
Pendahuluan
Berapa
kali setelah selesai membaca sebuah novel Anda berkata, “Saya bisa
menulis buku seperti ini.” Tahukah Anda bahwa Anda benar. Kita semua,
saya yakin, memiliki sedikitnya satu novel di dalam pikiran atau hati
kita. Penulis novel Toni Morrison mengatakannya seperti ini: “Jika ada
satu buku yang benar-benar ingin Anda baca dan belum pernah ada yang
menulis sebelumnya, maka Anda harus menulisnya.”
Menulis buku bukan hal yang mudah. Namun, setiap hari selalu ada buku yang diterbitkan.
Pada
tahun 1996, menurut Books in Print, ada 1,3 juta judul buku diterbitkan.
Jumlah buku yang diterbitkan di Amerika Serikat pada tahun 1996 saja
berjumlah 140.000. Jadi, mengapa Anda tidak mulai melakukannya?
Apa yang Diperlukan?
Saya
yakin jika Anda bisa menulis sebuah kalimat yang sederhana (terlebih,
inilah yang ditulis oleh Ernest Hemingway), mengamati dunia di sekitar
Anda, dan ingin menulis novel yang bisa dijual—sungguh-sungguh
menginginkannya, bukan hanya sekedar menginginkan saja—maka Anda pasti
bisa melakukannya. Saya tidak percaya orang bisa menjadi penulis dengan
mengikuti workshop, membaca buku, atau bahkan membaca artikel ini.
Tulisan muncul dari sesuatu yang ada dalam diri seorang penulis.
Bagaimanapun, artikel ini akan menghemat waktu Anda, menunjukkan jalan
yang tepat kepada Anda, dan membantu Anda menulis novel dalam waktu 100
hari atau kurang.
Apakah Mungkin?
Hal ini
telah terbukti. Saya telah melakukannnya beberapa kali. Saya tahu
bagaimana rasanya meluangkan waktu satu atau jam sehari (atau semalam)
untuk menulis. Sungguh tidak mudah untuk menulis novel, apalagi jika
Anda memiliki pekerjaan tetap, keluarga, dan tanggung-jawab, namun hal
itu bisa dilakukan. Kebanyakan penulis faktanya harus menjalani dua
kehidupan saat mereka menulis novelnya. Namun, begitu Anda berhasil
menjual buku pertama Anda, maka Anda memiliki kemampuan untuk
meninggalkan pekerjaan harian Anda dan mengabdikan sisa hidup Anda untuk
menulis secara total.
Para penulis besar telah melakukannya!
Tentu
saja Anda mempunyai pekerjaan. Tentu saja Anda memiliki keluarga. Namun
kedua hal itu tidak menghalangi para penulis besar di masa lalu. Penyair
Wallace Stevens bekerja sebagai wakil direktur sebuah perusahaan
asuransi dan seorang pakar di bidang pasar obligasi. T.S. Elliot muda
awalnya adalah seorang bankir. William Carlos Williams merupakan seorang
dokter anak. Robert Frost adalah seorang pemilik peternakan ayam. Hart
Crane bekerja membungkus permen di gudang ayahnya, dan kemudian bekerja
menulis teks iklan. Stephen Crane bekerja sebagai koresponden perang.
Marianne Moore bekerja di Perpustakaan Umum New York. James Dickey
bekerja di sebuah biro iklan. Archibald MacLeish adalah Direktur Kantor
Fakta dan Angka selama Perang Dunia II
Mulailah dengan perasaan murni
Apa yang
membuat seseorang menjadi penulis? Mungkin hal itu didorong oleh sebuah
peristiwa—peristiwa yang terjadi di tahap awal kehidupan dan membentuk
ketertarikan dan kesadaran-diri sang penulis.
Ambil
contoh kasus Jose Saramago, penulis berbahasa Portugis pertama yang
menerima Hadiah Nobel Sastra. Putera seorang petani dan seorang ibu yang
buta huruf ini dibesarkan di sebuah rumah yang tidak memiliki buku, dan
dibutuhkan waktu hampir 40 tahun baginya untuk beralih dari buruh
pabrik logam ke pegawai pemerintahan ke editor penerbitan hingga ke
editor surat kabar. Usianya telah menginjak 60 tahun saat ia mulai
menerima pengakuan di dalam dan luar negeri dengan dua karyanya,
Baltasar dan Blimunda.
Saat
masih kanak-kanak, ia menghabiskan liburan di rumah kakeknya di desa
yang bernama Azinhaga. Saat kakeknya menderita stroke dan dibawa ke
Lisbon untuk dirawat, Saramago masih bisa mengingat peristiwa yang
terjadi kala itu, “Ia pergi ke halaman rumahnya, di mana tumbuh
segelintir pohon, pohon fig, pohon zaitun. Lalu ia mendatangi mereka
satu persatu, memeluk pohon tersebut dan menangis, mengucapkan selamat
tinggal kepada mereka karena ia tahu tidak akan pernah kembali. Jika
Anda menyaksikan hal itu, hidup dengan hal itu, dan hal itu ternyata
tidak meninggalkan kesan apa-apa dalam hidup Anda selanjutnya,” ucap
Saramago, “maka Anda tidak mempunyai rasa.”
Mulailah dengan perasaan murni. Ubahlah hal itu menjadi prosa.
Mari kita mulai!
Sinclair
Lewis diundang untuk berbicara di hadapan sejumlah mahasiswa tentang
seni menulis. Ia berdiri di muka kelas dan bertanya, “Berapa banyak dari
Anda yang sungguh-sungguh serius ingin menjadi penulis?” Sejumlah orang
mengangkat tangan. Lewis kemudian bertanya, “Jadi, mengapa Anda semua
tidak pulang ke rumah dan menulis?” Setelah mengucapkan hal itu ia pun
pergi keluar dari ruangan. Jadi kini saatnya bagi Anda untuk menulis.
Pada
artikel berikutnya saya akan memberikan catatan harian untuk Anda—setiap
hari akan berisi kata-kata dorongan, nasihat, atau petuah, atau tugas
yang harus Anda lakukan agar buku Anda bisa ditulis. Ini adalah hal-hal
apa saja yang perlu Anda lakukan setiap hari selama seratus hari ke
depan untuk menulis novel Anda.
Hari Pertama
Editor
dan penulis New Yorker terkenal, E.B. White menyampaikan pidato berikut
saat diganjar Medali Sastra Nasional, “Keberanian seorang penulis bisa
dengan mudah membuatnya gagal … Saya kagum dengan siapapun yang memiliki
nyali untuk menulis tentang apapun jua.”
Pada
hari pertama ini, buatlah janji dengan diri Anda sendiri bahwa Anda akan
melakukannya. Hal ini sangat penting. Tanpa adanya komitmen ini, akan
lebih baik jika Anda menyimpan pena dan kertas Anda. Hal itu tidak akan
berhasil. Ingat, menulislah sesering mungkin. Itulah yang dilakukan oleh
seorang penulis—mereka menulis
Hari kedua
Luangkan
waktu khusus untuk menulis. Hal ini penting karena selama menulis
novel, Anda akan kehilangan semangat, bosan, marah, atau jenuh, dan saat
Anda mulai merasakan semuanya itu, Anda memerlukan sebuah pola yang
jelas untuk menjaga Anda tetap bekerja.
Sesekali
Anda mungkin harus memindahkan jam penulisan Anda untuk mengakomodasi
kebutuhan lain dalam hidup Anda, namun berusahalah agar penulisan
dilakukan seteratur mungkin.
Apa yang saya maksud dengan waktu khusus?
Dua jam
setiap pagi dan setiap malam, dan delapan jam satu hari setiap akhir
pekan, misalnya. Putuskan berapa banyak waktu yang akan Anda luangkan
untuk menulis setiap minggu, lalu jalankan hal itu. Banyak calon novelis
yang gagal karena menyusun jadwal yang tidak bisa mereka tepati.
Bersikap realistislah dengan waktu yang Anda rencanakan, lalu jalankan
sesuai dengannya.
Hari ketiga
Pada
minggu pertama ini, putuskan cerita yang akan Anda tulis. Anda mungkin
belum menyusun semua detilnya, namun pada hari ini Anda akan memulai
prosesnya. Anda tidak akan melakukan penundaan—karena penundaan adalah
musuh Anda. Matisse menasihati muridnya, “Jika Anda ingin menjadi
seorang pelukis, potong lidah Anda.” Sekarang adalah waktunya untuk
berhenti berbicara ingin menulis novel. Mulailah merencanakannya saat
ini juga.
Hari Keempat
Jenis
novel apa yang menarik di mata Anda? Apa yang benar-benar membuat Anda
tertarik? Apakah cerita mengenai misteri pembunuhan, fiksi ilmiah,
horor, roman, atau fiksi secara umum.
Alice
Munro dipandang oleh banyak orang sebagai penulis cerita pendek terbaik
dalam bahasa Inggris. Bukunya terjual 30.000 eksemplar setiap tahun. Ia
adalah seorang penulis yang dikagumi oleh penulis lainnya berkat
keterampilan teknis dan kemurnian gaya yang dimilikinya. Ia juga dikenal
karena ceritanya yang memiliki struktur yang sangat kompleks. Cerita
yang ditulis Alice Munro biasanya akan dimulai pada satu titik yang
dipandang oleh kebanyakan penulis lain sebagai bagian akhir, lalu
melompat sepuluh tahun kemudian, dan akhirnya kembali lagi ke masa lalu.
Namun yang paling menarik dari diri Alice Munro—yang tinggal di sebuah
kota kecil di Kanada selatan—adalah ceritanya selalu berkisah tentang
orang-orang biasa: rahasia mereka, kenangan mereka terhadap tindak
kekerasan di masa lalu, hasrat seksual mereka.
Pikirkan tentang apa yang akan ditulis dari orang-orang di sekitar Anda, dari apa yang Anda kenal dan Anda anggap penting.
Hari Kelima
Tidak
menjadi soal buku jenis apa yang akan Anda tulis. Tidak ada aturan baku
kecuali cerita Anda harus sangat, sangat menarik. Kisahnya bisa menarik,
menyeramkan, menyenangkan, lucu, atau sedih—namun satu hal yang pasti,
ceritanya tidak boleh membuat pembaca merasa bosan.
Hari Keenam
Analisa
dan pelajari. Ambil satu novel favorit Anda yang bergenre sama dengan
yang ingin Anda tulis, dan baca ulang, seolah-olah itu adalah buku
panduan cara menjadi seorang miliuner. Lalu baca kembali, bagi buku
tersebut ke dalam bagian-bagian. Jabarkan adegan di dalamnya pada
selembar kertas lebar, lalu tempelkan di dinding kantor Anda.
Hari Ketujuh
Meskipun
tidak ada aturan baku tentang ide cerita, saya ingin memberi satu
peringatan kepada Anda: berpikirlah kecil. Salah satu kesalahan terbesar
kebanyakan calon novelis adalah berpikir besar, berusaha menulis kisah
yang luar biasa hebat, karena menganggap besar berarti lebih baik. Hal
itu tidak benar. Jaga ide cerita Anda tetap kecil dan fokus.
Pergi ke
dalam jiwa kreatif Anda dan cari satu cerita kecil namun memiliki arti
nyata bagi Anda. Kita semua bagian dari umat manusia. Jika Anda menulis
satu cerita yang memiliki arti besar bagi Anda, maka kemungkinan besar
hal itu juga akan memiliki arti mendalam bagi kita semua.
Hari Kedelapan
Peniruan
bisa mengarah pada orisinalitas. Lakukan latihan singkat meniru aneka
gaya yang berbeda. Cobalah berbagai suara sampai Anda menemukan satu
yang paling sesuai. Tirulah karya seorang pakar yang sudah terbukti.
Namun ingat satu hal: tulislah berdasarkan pengalaman Anda sendiri.
Pengalaman Anda bersifat unik. Sebagaimana yang ditulis John Braine,
penulis Room at the Top, “Jika suara Anda akan terdengar di antara
ribuan suara lainnya, jika nama Anda akan berarti di antara ribuan nama
lainnya, hal itu terjadi semata-mata karena Anda telah menyajikan
pengalaman Anda dengan jujur.”
Hari Kesembilan
Jangan
takut menulis adegan atau bagian yang tidak mengarah kemanapun. Jangan
buang satu adegan atau bagian sekalipun mereka sepertinya tidak mengarah
kemana-mana. Ikuti nasihat Joan Didion. Ia menempel adegan tersebut di
papan dengan maksud menggunakannya di kemudian hari.
Pada
awal penulisan novelnya, A Book of Common Prayer, Didion mengisahkan, ia
menulis adegan Charlotte Douglas pergi ke bandara. Adegannya berisi
beberapa halaman prosa yang sangat disukainya, namun ia tidak bisa
menemukan tempat untuk menyimpannya [di dalam novelnya]. “Saya terus
mengambil adegan ini dan meletakkannya di berbagai tempat berbeda,”
tulisnya, “namun adegan ini terus mengganggu narasi; dan selalu salah
ditempatkan dimanapun, namun saya bertekad untuk tetap menggunakannya.”
Akhirnya ia menemukan satu tempat untuk adegan ini di bagian tengah
bukunya.
“Terkadang Anda bisa mendapatkan solusi dan jalan keluar di pertengahan buku.”
Hari Kesepuluh
Sebelum
kita beranjak dari persoalan menemukan cerita untuk Anda, izinkan saya
membongkar satu klise lain tentang penulisan novel: Tulislah sesuatu
yang Anda tahu.
Anda
pasti pernah mendengarnya sebelumnya. Hal itu tidak sepenuhnya benar.
Tom Clancy tidak pernah menjadi komandan kapal selam sebelum ia menulis
novel The Hunt For Red October. Dan saya berani bertaruh bahwa Richard
Bach belum pernah menjadi burung camar (seagull) sebelum ia menulis
cerita Jonathan Livingston Seagull.
Daripada
menulis sesuatu yang Anda tahu, Anda bisa mencoba menulis sesuatu yang
Anda sukai. Topiknya bisa apa saja, tapi Anda menyukainya. Sebagai
contoh, Arthur Golden, penulis Memoirs of a Geisha, pernah tinggal di
Jepang dan bekerja di majalah berbahasa Inggris di Tokyo saat pada tahun
1982 ia mendapat ide menulis novel Memoirs. Pada tahun 1986, setelah
meraih gelar dalam bidang penulisan kreatif dari Universitas Boston, ia
mulai melakukan penelitian tentang Geisha dan menemukan “sebuah
sub-budaya yang mempunyai aturan sendiri yang unik.” Dibutuhkan waktu
sepuluh tahun dan beberapa draft sebelum ia berhasil menjual buku
tersebut kepada Alfred A. Knopf seharga US$ 250.000.
Hari Kesebelas
Mulailah
dengan menulis sesuatu yang Anda tahu, jika bukan tentang novelnya
sendiri, maka sesuatu tentang tempat atau orang di novel Anda. Akan jauh
lebih mudah memulai penulisan buku jika Anda menulis tentang
orang-orang, tempat, dan sesuatu yang telah Anda kenal baik.
Hari Kedua Belas
Pertama-tama, tentukan karakter/tokoh cerita Anda, karena karakter jauh lebih sulit ditentukan daripada ceritanya.
Saat
menulis, plot cerita bisa berubah atau tetap sama, namun karakternya
akan berkembang dan memiliki kehidupan sendiri. Saat karakter Anda
berkembang, mereka akan memiliki kepribadian yang berbeda, dan sama
seperti seorang sahabat, Anda akan tahu apa yang akan mereka lakukan
atau tidak lakukan pada situasi tertentu.
Penulis
cerita misteri Oakley Hall mengatakan, seorang penulis harus
“mendengarkan tuntutan atau keinginan karakternya, yang ketika mulai
hidup, bisa menuntut jalan hidup yang berbeda dari yang dibutuhkan pada
awalnya.
Hari Ketiga Belas
Ambil
setumpuk kartu berukuran 5x7 dan tulis masing-masing nama karakter Anda
di bagian atasnya. Lalu, pikirkan peranan apa yang akan dimainkan mereka
dalam cerita Anda, tipe orang seperti apa mereka: usia, pendidikan,
tempat kelahiran, keras kepala, lucu, gemuk, jelek. Apa kebiasaan unik
mereka$3F Apakah mereka biasa mencuci tangannya 500 kali sehari? Apakah
mereka suka mendengar suara-suara aneh? Apakah mereka baik hati terhadap
anak-anak namun senang menyiksa kucing? Tuliskan semuanya, tuliskan
sebanyak-banyaknya sampai Anda mulai mengenal masing-masing karakter
tersebut secara mendalam. Alfred Hitchcock biasa menuliskan adegan
ceritanya pada kartu indeks, satu adegan dalam satu kartu. Dengan cara
itu, sebagaimana yang dikatakannya, saat ia mulai membuat film,
pekerjaannya sudah selesai.
Beberapa
dari karakter tersebut akan menjadi tokoh utama, di mana ceritanya akan
berkisar di sekitar mereka; karakter lainnya akan memainkan sedikit
peran, namun hal ini pun sangat penting, karena setiap pemain harus
memiliki alasan mengapa mereka hadir dalam cerita tersebut. Jika tidak
mempunyai alasan mengapa harus hadir dalam novel Anda, mereka akan
memperlambat cerita Anda, dan hal-hal yang sifatnya lambat akan membuat
pembaca merasa bosan.
Hari keempat Belas
Kebanyakan
novel ditulis berdasarkan sebuah rumus, terutama buku laris besar.
Sebagai contoh, John Baldwin, salah seorang penulis The Eleventh Plague:
A Novel of Medical Terror, mengembangkan sebuah rumus sederhana yang ia
gunakan untuk membuat struktur novelnya.
Rumus sepuluh langkahnya adalah:
1. Pahlawannya harus seorang yang ahli.
2. Penjahatnya harus seorang yang ahli.
3. Anda harus melihat kejahatan dari sudut pandang sang penjahat.
4. Pahlawannya memiliki pendukung sekelompok ahli di berbagai bidang.
5. Dua atau lebih anggota tim harus jatuh cinta.
6. Dua atau lebih anggota tim harus mati.
7. Penjahatnya harus mengubah perhatiannya dari sasaran awalnya kepada tim.
8. Penjahat dan pahlawannya harus hidup untuk bertarung kembali pada sekuel lanjutannya.
9.
Semua kematian harus dimulai dari individu kepada kelompok: misalnya,
jangan pernah mengatakan bahwa bom meledak dan 15.000 orang mati.
Mulailah dengan “Jamie dan Suzy berjalan di taman bersama nenek mereka
saat bumi terbuka.”
10. Jika Anda tidak maju-maju, bunuh salah satu tokohnya.
Rumus
tambahan. Saat Ernest Hemingway memulai karirnya sebagai reporter muda
untuk surat kabar Kansas City Star, ia diberi lembaran gaya penulisan
dengan empat aturan dasar:
- Gunakan kalimat pendek.
- Gunakan paragraf pertama yang pendek.
- Gunakan bahasa Inggris yang bersemangat
- Bersikap positif, jangan negatif
Saat
ditanya tentang aturan ini bertahun-tahun kemudian, ia berkata, “Itu
adalah aturan terbaik yang pernah saya pelajari di bidang tulis-menulis.
Saya tidak pernah melupakannya. Tidak ada seorangpun yang memiliki
bakat, yang merasakan dan menulis hal-hal yang ingin dikatakannya dengan
sebenarnya, akan gagal menulis sesuatu jika ia terikat dengan rumus di
atas.”
Hari Kelima Belas
Kembangkan
karakter dan plot Anda secara bersama-sama. Anda tidak bisa melakukan
yang satu dengan baik tanpa yang lain. Karakter Anda bukanlah
orang-orangan kayu yang jatuh begitu saja dari langit. Mereka adalah
unsur penting drama yang Anda buat. Mereka harus melakukan sesuatu yang
logis atau tidak logis (yang menjadi inti plot) yang akan menambah
cerita Anda, dan membawanya menuju klimaks. Jangan pernah, jangan pernah
memisahkan karakter dari plot.
Hari Keenam Belas
Pembaca
harus percaya bahwa karakter Anda benar-benar ada atau mungkin ada—dan
mereka harus digambarkan secara berbeda. Dan tidak ada cara yang lebih
baik dalam mendefinisikan karakter selain tindakan mereka, tujuan mereka
dalam hidup. Tujuan mereka bisa baik atau buruk. Hal itu tidak menjadi
soal. Yang paling penting adalah pembaca melihat tindakan dan tujuan
mereka, mempercayai mereka, dan terus-menerus merasa tertarik dengan
mereka.
Jangan
menulis cerita yang berisi ribuan orang. Tulis cerita tentang satu, dua,
atau tiga karakter yang mudah diingat, dan semuanya memiliki tujuan.
Hari Ketujuh Belas
Anda
membutuhkan seorang protagonis yang kuat. Kebanyakan penulis mengalami
kesulitan menciptakan karakter yang lebih besar dari hidup, dikembangkan
secara penuh, dan seorang protagonis yang konsisten.
Ingat,
protagonis adalah karakter utama cerita Anda. Ia adalah orang yang para
pembaca akan mengidentifikasikan diri mereka dengannya. Anda ingin
pembaca Anda peduli dengan protagonis Anda. Ia adalah sahabat baru Anda
sekarang.
Hari Kedelapan Belas
Pikirkan
siapa yang akan diperlukan dalam cerita Anda dan apa yang akan mereka
lakukan secara bersama-sama atau kepada satu sama lain, dan apa yang
akan dilakukan oleh cerita kepada mereka. Apakah mereka semua berjalan
ke arah yang sama? Apakah mereka berjalan ke enam arah yang berbeda?
Tanyakan kepada diri Anda pertanyaan penting ini: Siapa yang akan tampil
paling menarik di hadapan pembaca? Inilah pengujian penting dan nyata
dalam pengembangan karakter dan pembuatan plot. Apakah pembaca Anda akan
merasa tertarik? Apakah mereka akan peduli?
Agar
pengembangan plot dan karakter berhasil, Anda perlu membuat pilihan yang
sulit. Anda harus bersikap kejam terhadap karakter dan cerita Anda.
Siapa yang akan ada di dalam, siapa yang akan di luar? Apa yang akan ada
di dalam, apa yang akan di luar?
Sejujurnya, di tempat inilah kebanyakan calon novelis akan berhenti dan
gagal. Mereka tidak bisa memaksa dirinya untuk membuat pilihan. Mereka
merasa kagum atau lumpuh oleh kemungkinan yang ada di hadapan mereka.
Jangan
coba-coba melakukan hal itu. Cobalah bersikap kejam. Tentu saja, Anda
bisa mencoba berbagai pilihan berbeda, namun gerakkan cerita tersebut ke
depan berdasarkan kejadian demi kejadian, dengan membawa masing-masing
karakternya bersama Anda. Ketika masing-masing kejadian terungkap,
setiap karakter harus bereaksi terhadap hal itu. Sebagaimana yang akan
mereka lakukan dalam kehidupan nyata.
Jika
seorang anak tertabrak dan tewas oleh sebuah mobil, kehidupan
pengemudinya akan berubah untuk selamanya, begitu pula dengan kehidupan
orang tua, kehidupan saudara kandungnya, teman, bahkan penjaga atau
orang-orang yang kebetulan berada di sana. Anda harus memutuskan bentuk
perubahan tersebut. Anda harus memutuskan. Ini adalah kesempatan Anda
bermain sebagai “Tuhan“—dan jika Anda akan menulis maka Anda harus
memainkan peran itu. “Tuhan“ ada dalam detilnya, dan “Tuhan“ memutuskan
jalan novelnya.
Hari Kesembilan Belas
Teruslah
mengajukan pertanyaan, “mengapa?” Saat Anda sampai pada akhir minggu
kedua menentukan karakter, Anda akan memiliki setumpuk kartu karakter
berukuran 5x7 yang menampilkan detil mendalam mengenai kehidupan pribadi
karakter dalam cerita Anda, hingga ukuran pinggang dan warna favorit
mereka. Novelis Vladimir Nabokov menyusun semua novelnya berdasarkan
kartu indeks.
Hari Kedua Puluh
"Suara”
Anda adalah suara Anda. “Gaya” Anda adalah gaya Anda. Jangan mencoba
“meniru” sejumlah penulis terkenal. Banyak penulis pemula yang merasa
harus menambahkan sesuatu pada “suara” mereka di atas halaman yang
dicetak. Anda yang ada di halaman tersebut adalah Anda dalam kehidupan
sebenarnya, sama rumitnya, sama duniawinya, atau sebaliknya. Ini bukan
soal. Teruslah menulis dan terus membuang hal-hal buruk dan tidak nyaman
yang mungkin masuk ke dalam tulisan Anda. Bersikap alamiah. Sebagaimana
yang ditulis oleh novelis Prancis, René de Chateaubriand, "Penulis
tulen bukanlah orang yang meniru seseorang, namun orang yang bisa ditiru
oleh orang lain."
Hari Kedua Puluh Satu
Siapkan
kerangka kasar yang berisi aksi cerita Anda mulai dari Bab Satu hingga
bagian akhir. Novelis Katherine Anne Porter menyebutkannya seperti ini,
"Jika saya tidak tahu akhir dari sebuah cerita, maka saya tidak akan
memulai." Tulis paragraf terakhir novel Anda dan simpan di dalam laci.
Pada akhir hari keseratus, mari kita lihat seberapa dekat Anda mengikuti
imajinasi Anda.
Hari Kedua Puluh Dua
Jangan
melakukan apapun--benar-benar apapun--pada novel Anda dalam pengertian
penulisan yang sebenarnya sampai proses penyusunan plot Anda (bersama
dengan karakter dan peran mereka dalam drama) telah selesai dan
dituangkan di atas kertas.
Jangan
menjadi korban ucapan penulis kawakan: "Saya memulai dengan ide dasar
dan beberapa karakter. Saya tidak tahu kemana arah tujuan saya. Saya
membiarkan karakternya bercerita untuk saya." Hal ini mungkin bisa
berhasil untuk novelis brilian dan berpengalaman, namun kebanyakan kita
membutuhkan peta jalan yang jelas jika tidak ingin membuat diri kita dan
pembaca tersesat.
Hari Kedua Puluh Tiga
Gantung kartu dan kerangka yang telah Anda buat di kantor atau kamar Anda agar mudah dibaca.
Hari Kedua Puluh Empat
Halaman
yang ditulis dengan baik, lebih digerakkan oleh karakter dan bukan oleh
plot, serta memiliki awal, pertengahan dan akhir yang jelas merupakan
keinginan editor (dan juga pembaca).
Hari Kedua Puluh Lima
Anda sekarang telah memiliki:
1. komitmen
2. jadwal kerja
3. ide cerita
4. tokoh karakter
5. plot detil mengenai keseluruhan cerita
6. deskripsi singkat mengenai tema novel Anda.
Hari Kedua Puluh Enam
Tetapkan
sasaran untuk diri Anda sendiri untuk menulis sedikitnya empat halaman
sehari. Yakni 300-325 kata, spasi ganda. Beberapa hari Anda akan menulis
satu halaman; pada hari lainnya Anda akan menulis lima belas halaman.
Usahakan untuk merata-ratakan setidaknya empat halaman per hari.
Hari Kedua Puluh Tujuh
Novel
Anda adalah sebuah karya fiksi, namun itu tidak berarti fakta-fakta Anda
tidak perlu lurus. Tidak ada sesuatu yang lebih cepat membuat pembaca
berpaling selain fakta yang salah. Dan tidak ada sesuatu yang dapat
memberi keotentikan pada cerita selain fakta atau detil yang benar.
Gunakan internet untuk melakukan riset. Hal ini dapat dilakukan dengan
cepat, mudah, dan murah. Seluruh perpustakaan di dunia terbuka untuk
Anda. Lihat, juga, di majalah dan surat kabar yang diterbitkan pada
waktu dan di tempat yang sama dengan seting novel Anda.
Gore Vidal menggunakan edisi lama Harper’s Magazine untuk mencari detil saat menulis novel sejarahnya.
Hari Kedua Puluh Delapan
Percakapan
berbeda dengan dialog. Dialog memiliki tujuan. Dialog akan membuat
cerita maju ke depan. Dialog akan membuat pembaca mengikuti cerita, dan
membuat seseorang merasa berada di pusat aksi. Karenanya, jangan
menerangkan peristiwa jauh di depan dari tangan kedua. Tempatkan pembaca
di tengah-tengah aksi cerita Anda dan dialog Anda pun akan berjalan
alami. Jadikan pembicaraan Anda tetap efisien dan kuat. Dan pastikan
pembaca selalu tahu siapa yang sedang berbicara.
Hari Kedua Puluh Sembilan
Lihatlah
ke cermin dan tulis tentang orang yang Anda lihat. Cobalah dan jelaskan
orang yang Anda lihat di dalam cermin kepada orang baru yang belum
pernah Anda temui. Pastikan deskripsinya kurang dari 300 kata. Jadikan
"orang" ini salah satu karakter dalam novel Anda, baik sebagai tokoh
protagonis, narator, atau salah seorang karakter kecil dalam plot.
Hari Ketiga Puluh
Novelis
Kurt Vonnegut pernah berkata bahwa, "Bakat adalah sesuatu yang sangat
biasa. Yang jarang adalah kesediaan untuk bertahan menjalani kehidupan
sebagai seorang penulis. Ini sama seperti membuat kertas dinding dengan
tangan untuk seisi gedung Sistine Chapel."
Title : Tips dan Cara Menulis Novel dalam 100 Hari
Description : Pendahuluan Berapa kali setelah selesai membaca sebuah novel Anda berkata, “Saya bisa menulis buku seperti ini.” Tahukah Anda bahwa...