Fenomena Jilboob,
berjilbab tapi bajunya ketat bin bahenol alias P*ayudara dan Bok*ng
menyembul kemana-mana. Apakah Jilbabnya yang salah ? lalu apakah orang
boleh mengolok mereka? lalu apakah wanita muslim yang tak berjilbab
lantas boleh berbangga ?
Hal ini sama halnya dengan kasus, seorang muslim kenapa masih ada yang
mencopet padahal jelas dilarang, kenapa ada yang mabuk padahal alkohol
jelas haram, kenapa ada yang memerkosa? apakah itu salah islamnya ?
Fenomena Jilboob ini juga yang seringkali dijadikan alasan orang enggan
berjilbab, dengan alasan “percuma berjilbab jika kelakuannya buruk”
Kasus diatas sama halnya dengan sebuah pertanyaan: lbh bagus mana wanita
yg tdk menutup aurat (tdk berjilbab) tp tingkah laku dan hatinya bagus,
dan wanita yg berjilbab, tp ternyata hatinya rusak???
1) Berjilbab tetapi berakhlak buruk.
Para muslimah yang berjilbab tetapi masih banyak juga melanggar syariat-syariat islam yang lainnya.
2) Tidak berjilbab tetapi berakhlak baik.
Para wanita yang tidak atau belum berjilbab tetapi tidak melanggar syariat-syariat islam yang lainnya, kecuali jilbab.
Mana yang lebih baik??? Jawabannya adalah tidak ada lebih baik dari dua
hal tersebut. Tidak ada yang lebih dari dua alternatif pelanggaran,
karena dari keduanya memang tidak ada yang baik.
Ketika seorang muslimah telah baligh atau dewasa maka wajib baginya
untuk berjilbab. Adapun masalah moral atau akhlak itu adalah perkara
yang lain dimana ada aturan tersendiri.
Mungkin yang harus kita imani terlebih dahulu adalah bahwasanya
berjilbab adalah kewajiban yang mutlak bagi seorang muslimah dewasa.
Banyak kok dalil-dalil tentang kewajiban berjilbab bagi seorang
perempuan yang telah baligh.,
Salah satunya perintah dalam Al Qur;an berikut ini, Allah Subḥānahu Wa
Ta’Ala Berfirman: ”Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu,
anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: ’Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka’. Yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.
Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [QS. Al Ahzab
(33): 59]
Ringkasnya begini, sebagai seorang muslimah,jilbab itu hukumnya WAJIB.
Tidak ada tawar-menawar dalam hal ini. Namun, terkadang jilbab dijadikan
tolak ukur perilaku seseorang. ”dia berjilbab, tapi kelakuannya buruk”.
Pertanyaan saya,kenapa jadi menyalahkan jilbabnya?!
Jika ada seorang wanita berjilbab, tapi kelakuannya buruk. Berarti,
wanita itu hanya sekedar ‘mengetahui’ belum ‘memahami’.Kita tidak boleh
menyalahkan jilbabnya, karna itu kewajiban, cukup pribadinya.
Lalu, seorang wanita yang baik, tapi tidak berjilbab. Apakah bisa
dipastikan yang bersangkutan sudah yakin/pasti baik? sementara kalau
memang mengaku seorang muslimah yang baik, lalu dia benar paham dan
mengetahui apa yang diperintahkan agamanya, tentunya ia akan mulai
berlajar mengenakan jilbab.
Maka yang perlu diketahui disini bahwa, dosa berkelakuan buruk dan tidak
berjilbab itu adalah dosa tersendiri. Sebagaimana seseorang yang rajin
shalat atau rajin mengaji tapi ternyata dia masih berbuat jahat. bahkan
seorang kyaipun tak menjaminkan bisa terlepas dari perbuatan jahat dan
buruk?
Perlu juga diingat bahwa perilaku individu tidak bisa digunakan untuk
menilai secara umum para wanita yang berjilbab. Bahkan diluaran sana
saya jamin, masih lebih banyak wanita yang berhijab dan akhlaqnya
sungguh mulia. Sebaliknya banyak juga perempuan tak berjilbab tapi
kelakuannya kurang baik.
Jilbab yang sudah dikenakan dengan benar, insaaAllah akan memberikan
pengaruh besar untuk melakukan kebaikan, sedangkan menanggalkannya bisa
membuka peluang besar bagi jalannya bermacam-macam maksiat. Karena pada
dasarnya tidak berjilbab itu sendiri juga sudah merupakan sebuah
kemaksiatan.
Walaupun jilbab itu tidak menutup kemungkinan negatif dan bukan menjamin
kebaikan seluruhnya tetapi dampak positif yang dicapai oleh wanita
berjilbab jauh lebih baik dibanding wanita yang tidak berjilbab.
Sebab wanita yang berjilbab itu telah memperoleh sebagian dari
kebaikan/keutamaan sedangkan kebaikan lainnya harus dipenuhi dengan
kewajiban lainnya. Adapun kebaikan itu muncul dari pancaran ilmu, iman
dan takwanya kepada Allah subhanahu wata’ala.
Kita tak berhak menghakimi apakah seseorang baik atau belum, karena baik
dimata kita belum tentu baik di mata Allah. Begitu juga sebaliknya kita
tak berhak menghakimi mereka para wanita yang mengenakan jilbab walau
barangkali baju mereka masih ketat dan tak sesuai dengan aturan yang
benar. Kita berhak mengingatkan jika mereka masih kurang benar dalam
berpakaian, namun sebelumnya kita perlu jg bercermin apa kah kita
sendiri sudah pantas (baik) utk menasehati mereka.
Fenomena ini sedang booming booming nya, entah karena memang mau
mengolok olok kaum ini atau memang para uploader ini memang mencintai
foto foto seperti ini.
saya sih menilainya karena mereka kurang ilmu seberapa layak dan benar bagaimana cara memakai jilbab yang benar.
Mungkin juga terinspirasi karena hijabers yang berjilbab tapi modis namun salah pengartian.
bagaimana sahabat Prasbhara.Com menanggapinya?
Artikel Terbaru Kali ini semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan anda. Dan jangan lupa menekan Tombol Share Facebook/Twitter/G+ untuk memberi tahu teman-teman anda yang lain agar kita bisa "BERBAGI KEBAIKAN LEWAT INTERNET..." melalui blog PRASBHARA.COM.
Title : Salah Kaprah Penggunaan Jilbab dan Fenomena Jilboobs
Description : Fenomena Jilboob , berjilbab tapi bajunya ketat bin bahenol alias P*ayudara dan Bok*ng menyembul kemana-mana. Apakah Jilbabnya yang sala...